Selasa, 04 Desember 2012

Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Pada Tumbuh



Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Pada Tumbuh

Dasar Teori
1 Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi
Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok.
Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai.
Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi.
2 Persaingan dalam komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1        Persaingan aktivitas
2        Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
  1. Perbedaan unsur hara
  2. Perbedaan sebab – sebab kematian
  3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
  4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.

Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
  1. Jenis tanaman
Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
  1. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
  1. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
  1. Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

Berikut adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan kehidupan pertumbuhan populasi

No
Tipe interaksi
Tidak berinteraksi
Apabila berinteraksi
Hasil interaksi
A
B
A
B
1
Netralisme
0
0
0
0
Tidak ada yang terpengaruh
2
Kompetisi
0
0
-
-
Yang paling terpengaruh punah
3
Mutualisme
-
-
+
+
Obligatori bagi kedua populasi
4
Protokooperasi
0
0
+
+
Menguntungkan keduabelah pihak namun tidak obligatori
5
Komensalisme
-
0
+
0
Obligatori bagi A, B tidak terpengaruh
6
Amensalisme
0
0
-
0
A tuan rumah, B tak terpengaruh
7
Parasitisme
-
0
+
-
Obligatori bagi A, B tuan rumah
8
Predasi
-
0
+
-
Obligatori bagi A, B tuan rumah
Keterangan : + Populasi tumbuh
-          Populasi menurun
   0  Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
1. Netralisme
Netralisme merupakan tipe interaksi interspesifik yang di kenali sehari-hari  dimana populasi yang bekerja sama seolah-olah tidak saling terpengaruh, walau sesungguhnya semacam kerja sama tersenglenggara sangat halus.
2. Kompetisi
Kompetisi merupakan tipe interaksi interspesifik antara dua individu atau spesies yang berebut sumber daya yang terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang dan lain-lain. Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang lainya tersingkir. fenomena ini di sebut prinsip pemikiran kompetitif (competitive)
Kesimpulanya, kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya ekosistem merupakan faktor utama dalam pengendalian populasi. Tidak ada populasi yang mampu bertahan dengan kerapatan tinggi, individu yang tidak mampu memanfaatkan sumber-sumber daya lingkungan akan tersingkir.
3. Mutualisme dan Protokooperasi
Mutualisme di sebut juga simbiosa yang merupakan interaksi obligatori (wajib) yang di perlukan oleh kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya saling memerlukan.
Sedangkan protokooperasi memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi yaitu saling memerlukan namun kadar interaksi protokooperasi kurang atau tidak bersifat obligatori bagi kedua pihak.
4. Komensalisme
Interaksi antara individu yang memberikn keuntungan kepada salah satu individu jenis populasi, sementara yang lain tidak memperoleh keuntungan apa-apa namun tidak dirugikan (Setiyadi,1889).
5. Anemsalisme.
Anemsalisme merupakan kebalikan dari komensalisme. Ini menunjukan adanya hubungan antara individu-individu populasi ke satu merasa di rugikan (tetapi sesat) dan  organisme populasi lain tidak di rugikan (netral). amensalisme merupakan persaingan dalam bentuk yang lemah. Contohnya adalah proses Allelopathy dimana pada jenis tumbuhan tertentu ada yang dapat mengahsilkan senyawa kimia tertentu dan dapat berpengaruh/ menghalangi pertumbuhan jenis tumbuhannya.



6. Parasitisme
Parasitisme merupakan proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis mendapat ke untungan, dalam hal ini di sebut parasit sedangkan yang kedua menderita kerugian (sebagai inang)
7. Pemangsaan atau Predator
            Pada tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi pakan lawan spesies interaksinya. Proses ini fundamental terhadap rantai pakan di atas jenjang autotropik.akibat proses mangsa-memangsa jumlah populasi mangsa berkurang, tetapi mekanisme putaran umpan balik komunitas dapat mengendalikan jumlah populasi pemangsa.


DAFTAR PUSTAKA

Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor.
          Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung
            Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press  Yogyakarta
Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar